Home NASIONAL PPP Sebut Harga PCR Rp300 Ribu Masih Kemahalan dan Memberatkan Masyarakat

PPP Sebut Harga PCR Rp300 Ribu Masih Kemahalan dan Memberatkan Masyarakat

Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PPP, Anas Thahir menilai penurunan harga PCR di bawah Rp300 ribu masih terlalu mahal dan memberatkan masyarakat. Apalagi tes PCR diwajibkan untuk semua penumpang pesawat dan disebut juga untuk moda transportasi lainnya.

“Harga tes PCR Rp 300 ribu masih cukup membebani masyarakat, disaat kondisi ekonomi masyakarat sekarang ini masih sulit untuk pulih dari pandemi,” ucapnya.

Menurut Anas, harga PCR seharusnya bisa di bawah Rp200 ribu, mengingat saat ini sudah banyak produsen dan permintaan. Karena itu, ia meminta pemerintah menekan produsen dan penyedia tes PCR untuk kembali menurunkan harga.

“Harga PCR masih sangat tinggi. Kami minta pemerintah menangguhkan syarat tes PCR dan kembali menggunakan tes antigen mengingat belum ada riset yang menyebut bahwa penggunaan antigen jadi penyebab terjadinya penularan Covid di kluster transportasi,” jelas Anas.

Saat ini menurut Anas, tugas terbesar pemerintah adalah memastikan vaksinasi yang sudah berjalan bisa merata ke seluruh lapisan masyarakat di tanah air.

“Pemerintah cukup mengeluarkan kebijakan tes Antigen bagi masyarakat yang sudah vaksin kedua, itu jauh lebih meringankan beban masyarakat” ucapnya.

Terkait biaya tes PCR, Anas meminta pemerintah berkaca ke India dan Australia yang telah menekan tarif tes PCR dengan harga murah bahkan gratis.

“Kalau melihat negara sebelah, misalkan India tes PCR di sana harganya hampir sama dengan tes nntigen di Indonesia. Australia justru lebih bagus, menggratiskan. Indonesia bisa belajar pada negara-negara tersebut”, tandasnya.

Namun, Anas juga mengapresiasi langkah pemerintah untuk menanggulangi gelombang ketiga Covid dengan menghapus cuti Natal dan tahun baru sebagai antisipasi seperti libur sebelum-sebelumnya.

“Langkah pemerintah sudah banar, mengantisipasi gelombang ketiga Covid dengan menghapus hari libur Natal dan tahun baru, supaya tidak seperti yang lalu-lalu, Covid meningkat ketika libur panjang terjadi,” tukasnya.

Exit mobile version