Formasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di bawah kepemimpinan Yahya Cholil Staquf sepertinya memang tidak lagi merepresentasikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Salah satu indikasinya, banyaknya elite Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang masuk dalam jajaran kepengurusan yang diumumkan Rabu kemarin (12/1).
Hasil penelusuran Kantor Berita Politik RMOL, di jajaran Syuriah PBNU ada nama KH Afifudin Muhadjir yang mendapat amanah sebagai Wakil Rais Aam mendampingi Rais Aam KH Miftachul Akhyar. Kiai Afifudin sendiri saat ini menjadi Wakil Ketua Majelis Syariah PPP.
Nama lainnya adalah Ketua Majelis Syariah PPP yang juga adik Said Aqil Siroj, Musthofa Aqil Siroj. Ia didaulat menjadi Rois Syuriah PBNU. Nama lain adalah Wakil Ketua Majelis Syariah PPP KH Haris Shodaqoh juga menjadi bagian dari Rais Syuriah.
Di jajajaran A’wan Syuriah ada beberapa nama elite PPP, diantaranya: Putra Mbah Moen KH Abdullah Ubab Maimoen, Nyai Hj. Machfudoh Aly Ubaid, Habib Achmad Edrus Alhabsy, dan Endin Aj Soefihara.
Untuk di jajaran Tandfidziyah, Sekretaris Majelis Syariah PPP, Choirul Saleh Rasyid mendapat amanah menjadi salah satu Ketua PBNU.
Saat dikonfirmasi, Choirul Saleh Rasyid mengatakan, masuknya jajaran pengurus teras PPP ke dalam kepengurusan PBNU harus diapresiasi. Sebab, akar kelahiran PPP adalah berasal dari rahim NU.
Pria yang juga Sekretaris Majelis Syariah ini mengatakan, dengan masuknya pengurus PBNU dari berbagai golongan akan mempermudah NU dalam menjawab berbagai tangan bangsa yang makin kompleks.
Ia yakin dengan model kepemimpinan Gus Yahya yang mengakomodir banyak perwakilan kelompok, akan membuat NU memberikan kontribusi pemikiran, gagasan dan tindakan nyata dalam membangun negara.
“Pikiran dan tindakan nyata terkait dengan gerakan Islam Indonesia. Apalagi mahfum bagi masyarakat bahwa tantangan zaman ini sangat banyak dan jauh lebih berat,” pungkas pria yang karib disapa CSR ini.