Home BERITA Diarak Naik Kereta Kuda di Yogyakarta Anies Di Elu-elukan di Capres

Diarak Naik Kereta Kuda di Yogyakarta Anies Di Elu-elukan di Capres

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri acara peringatan hari lahir (harlah) PPP ke-49 di Gedung Jogja Expo Center (JEC), Kabupaten Bantul, DIY, Senin 31 Januari 2022.

Sebelum menghadiri acara Harlah PPP ke-49, Anies lebih ahulu menjadi pembicara dalam diskusi di Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) PPP di Grand Dafam. Usai menjadi pembicara, Anies pun lantas diarak naik kereta kuda menuju ke JEC.

Anies diarak memakai kereta kuda dengan ditemani oleh Sekjen PPP Arwani Thomafi dan mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy. Sepanjang perjalanan dengan kereta kuda, teriakan yang mengelu-elukannya sebagai Capres 2024 terdengar berulang kali dari ribuan kader PPP yang hadir.

Meski demikian, Anies Baswedan enggan menjawab pertanyaan wartawan terkait keinginannya maju Capres di Pemilu 2024 mendatang. Anies juga meminta kepada wartawan untuk menanyakan kepada PPP terkait dukungan mengusung dirinya sebagai calon Presiden di Pemilu 2024.

“Soal (dukungan PPP kepada Anies untuk maju sebagai capres) itu, silakan tanyakan ke PPP langsung,” kata Anies.

“Saat ini saya masih bertugas (sebagai Gubernur DKI Jakarta) beberapa bulan lagi ke depan. Sesudah itu selesai baru berpikir fase selanjutnya. Doakan menjalankan amanah dengan baik. Doakan istiqomah hingga tuntas. Doakan yang dijadikan, yang dikerjakan di Jakarta menjadi berkah bagi semuanya,” sambung Anies.

Sementara itu saat diskusi dalam rangka Muskerwil PPP, Anies sempat mempresentasikan hasil kinerjanya selama menjadi Gubernur DKI Jakarta. Anies menunjukkan beberapa capaian kerjanya seperti pembangunan transportasi publik hingga pembangunan stadion baru di Jakarta.

Anies menyebut bahwa pembangunan di Jakarta berbasis pada keadilan dan kesetaraan. Ketimpangan yang terjadi dalam pembangunan tidak akan mewujudkan sebuah persatuan.

“Saya garis bawahi bahwa persatuan itu hanya bisa dipertahankan hanya bisa dikokohkan bila ada rasa keadilan. Tidak mungkin bisa membangun persatuan dalam ketimpangan. Keadilan menjadi kata kunci,” tuturnya.

“Persatuan akan sulit sekali dipertahankan, sulit diperkuat bila dalam ketimpangan. Ketimpangan sangat sulit sekali menghadirkan persatuan tapi kesetaraan akan bisa memperkuat persatuan. Apa yang kita lakukan di Jakarta semoga menjadi inspirasi,” lanjut mantan Mendikbud ini.

Exit mobile version