Jakarta – Anggota DPR RI Fraksi PPP Anas Thahir meminta untuk menghairi istilah cebong-kampret dan buzzer-kadrun yang selama ini digunakan untuk saling menyudutkan antar sesama anak bangsa.
Menurutnya, para tokoh bangsa dan pimpinan Partai Politik (Parpol) memiliki tanggung jawab sangat besar untuk menciptakan suasana sejuk, sehat dan penuh persaudaraan meski berada dalam suasana persaingan yang sangat tajam sekalipun.
“kita sedang memasuki tahapan Pemilu 2024, sebabnya istilah cebong-kampret sudah harus diakhiri, harus tercipta pemilu yang sejuk dan damai penuh persaudaraan, dan ini butuh kesadaran semua pihak termasuk para pimpinan parpol,” ungkap dia, Selasa (2/8/2022).
Lebih lanjut Anas menjelaskan tahapan-tahapan pemilihan umum sudah mulai berlangsung dan kini sedang memasuki tahap pendaftaran parpol di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Artinya, sudah tidak mungkin dihindari bangsa Indonesia akan bersegera berada dalam suasana kompetisi politik yang cenderung memanas dan memiliki dampak serta risiko sosial sangat luas,” tanmbah dia.
Selanjutnya ia juga mengingatkan agar belajar dari penyelenggaraan Pilpres 2019 yang melahirkan polarisasi masyarakat cukup tajam, bahkan luka sosial itu masih terasa sampai hari ini, maka ke depan diperlukan kearifan semua pihak.
“Terutama para tokoh bangsa dan para pimpinan parpol untuk bisa memberikan keteladanan berpolitik yang santun dan lebih mengedepankan gagasan produktif dan inovatif yang sehat dalam berdemokrasi,” paparnya.
Anas meminta semua pihak harus mulai mengembangkan sikap husnudzon, berprasangka baik dan saling menghargai serta berkompetisi sehat untuk beradu prestasi, pikiran dan kecerdasan tanpa caci maki.
“Hanya dengan cara ini bangsa ini bisa terhindar dari polarisasi dan perpecahan. Apapun yang terjadi, pesta demokrasi berupa Pilleg maupun Pilpres tidak boleh lagi mewariskan perpecahan bangsa di tengah keharusan membangun persatuan dan persaudaraan,” tegas dia.