Jakarta -Muncul wacana penundaan Pemilu 2024 seperti diusulkan Muhaimin Iskandar. Menanggapi ini, Sekretaris Jendral Pimpinan Pusat Generasi Muda Pembangunan Indonesia (PP GMPI) Rizkyansyah Wathan mengaku tidak setuju dengan usulan penundaan Pemilu 2024.
“Penundaan Pemilu 2024 akan menambah kompleksitas pada proses Pemilu itu sendiri. Ini adalah momentum perkembangan demokrasi yang harus dipertahankan,” ujar Rizky, Rabu (23/22/2022).
Rizky mengaskan, jika terjadi penundaan Pemilu, maka akan menimbulkan beberapa persoalan yang akan merusak citra demokrasi.
“Penundaan ini bisa menyebabkan beberapa persoalan yang dapat dilihat dari beberapa dimensi. Pertama, terdapat kompleksitas dalam linimasa, tenggat waktu dan kronologi yang ketat, di mana kegiatan Pemilu berlangsung,” terangnya.
Dikatakannya, keterlambatan dalam satu kegiatan akan mengganggu atau menyebabkan tekanan pada pelaksanaan seluruh kegiatan selanjutnya.
Kemudian, ia mencontohkan, pendaftaran pemilih yang tertunda akan menyebabkan penundaan dalam pencalonan partai politik dan kandidat yang selanjutnya akan menunda atau mempersingkat masa kampanye.
Persoalan kedua jika Pemilu 2024 ditunda adalah, lanjut Rizky, terdapat kompleksitas dalam lingkup geografis kegiatan yang dilaksanakan.
Ketiga, terdapat kompleksitas berkenaan dengan tingkat keterlibatan publik dalam kegiatan tertentu.
“Karena kompleksitas tersebut, pada akhirnya akan menyebabkan ketidakstabilitan politik, sosial dan ekonomi. Tingkatan mobilisasi sosial dan pembangunan
ekonomi adalah secara langsung berasosiasi dengan stabilitas politik. Jika intensitas itu semakin tinggi, maka akan mengarah pada kondisi chaos,” pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar mengusulkan Pemilu 2024 diundur selama satu atau dua tahun. Momentum perbaikan ekonomi dianggap tak boleh terganggu dengan adanya Pemilu.
“Ditunda satu atau dua tahun agar momentum perbaikan ekonomi ini tidak hilang dan kemudian tidak terjadi Freeze untuk mengganti stagnasi selama 2 tahun masa pandemi,” tuturnya. {*}