Jakarta – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar Focus Group Discussion (FGD) menggali pemikiran politik Imam Al-Ghazali. Kegiatan itu bertujuan untuk mencari inspirasi dari pikiran politik Imam agar dapat menghadirkan politik kebangsaan yang berkeadaban.
Sekjen DPP PPP Arwani Thomafi (Gus Sekjen) mengatakan lewat FGD yang digelar di Tangerang, Kamis (25/5/2023) itu, PPP berkeinginan menggali inspirasi dari pemikiran politik Islam Imam Al-Ghazali untuk diimplementasikan dalam politik kebangsaan di Indonesia.
“Pemikiran besar Imam Al-Ghazali menjadi inspirasi bagi PPP dalam mengembangkan misi politik Islam yang berkeadaban,” jelas Gus Sekjen, Jumat (26/5/2023).
Ia menyebut pemikiran politik Imam Al-Ghazali relevan untuk digali sebagai pedoman dalam berpolitik bagi PPP. Menurut dia, warisan pemikiran politik Imam Al-Ghazali menjadi khazanah yang bermanfaat bagi lahirnya politik yang beradab.
“PPP ingin menghadirkan politik yang berkeadaban melalui khazanah pemikiran Imam Al-Ghazali,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Lakpesdam NU Ulil Abshar-Abdalla mengapresiasi langkah PPP menggali pemikiran politik Islam Imam Al-Ghazali. Menurut dia, Al-Ghazali merupakan ulama yang berangkat dari tradisi Islam tapi mampu menggali argumentasi yang inovatif. Ulil berharap PPP dapat mengikuti spirit Imam Al-Ghazali dalam mengembang misi politiknya.
“Saya berharap PPP menjadi partai Islam yang mengikuti Imam Al-Ghazali dengan membangun argumentasi yang kreatif dalam setiap masalah. Membangun partai yang inovatif yang tidak dogmatik. Itulah warisan para ulama terdahulu,” ucap Ulil.
PPP berencana menggelar halaqoh pemikiran Imam Al-Ghazali di sejumlah wilayah di Indonesia. Pada salah satu kegiatan, dijadwalkan digelar ziarah makam Imam Al-Ghazali secara virtual langsung dari makam yang terletak di daerah Thus, Kurasan, Teheran, Iran.
Kegiatan FGD tersebut dihadiri Ketua Lakpesdam PBNU Ulil Abshar-Abdalla, dosen Universitas Indonesia Bastian Zulyeno, Pengurus LDNU Achmad Ikrom, KH. Cholis Fuad al-Mutamakkiny, dosen sekaligus mantan anggota Bawaslu RI Daniel Zuchron, dan perwakilan santri milenial Nurrochmah.