JAKARTA – Ketua DPP PPP Bidang Kesehatan Atiek Heru menyebut Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang selalu diperingati pada 12 November bisa menjadi momentum strategik untuk memperkuat Sistem Ketahanan Kesehatan Nasional. Dia juga berharap era Pandemi Covid19 bisa membuka peluang untuk melakukan Transformasi Sistem Kesehatan Nasional.
Dia berharap sistem kesehatan Nasional bisa merata hingga ke seluruh pelosok negeri. Apalagi kesehatan merupakan bagian dari pilar dalam membangun bangsa, kesehatan memainkan peranan strategis dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas sebagaimana yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
“Indonesia harus memiliki sistem ketahanan nasional yang kuat dan merata agar semua warga bisa menikmati layanan kesehatan. Apalagi di masa pandemi, masyarakat semakin membutuhkan layanan kesehatan yang cepat dan berkualitas, selain itu kesehtan juga bagian dari pilar membangun bangsa” jelas Atik.
Atiek juga menjelaskan bahwa sistem kesehatan merupakan aktivitas yang memiliki tujuan utama untuk meningkatkan, memperbaiki, atau merawat kesehatan. Dia menegaskan dengan perkembangan zaman para ahli mengganti istilah health system dengan health care system karena lingkupnya yang sangat bergantung kebijakan suatu negara yang seperti yang di definisikan oleh WHO pada tahun 2000.
Di HKN, ia juga menyoroti tentang masih tingginya harga tes PCR di Indonesia. Walaupun saat ini harga PCR sudah turun menjadi Rp275.000 di Jawa-Bali, dan Rp300.000 di luar Jawa-Bali namun harga ini masih mahal. Dikatakan Atiek, dengan menekan harga PCR menjadi lebih murah lagi namun tetap berkualitas., hal ini akan sangat membantu masyarakat dalam beraktivitas guna mendukung ekonomi bangkit secara nasional.
“Jika dibanding negara lain seperti India, harga tersebut masih mahal. Ia yakin jika dihitung unit cost nya dengan baik.,pemerintah seharusnya bisa menurunkan harga PCR hingga di bawah Rp200 ribu,” jelasnya.
Selanjutnya, Atiek meminta Pemerintah agar waspada dan menyiapkan solusinya dengan baik pada kemungkinan peningkatan angka Covid-19 terutama menghadapi Natal dan Tahun Baru yang memungkinkan masyarakat berlibur hingga terjadinya kerumunan.
Libur Natal dan Tahun Baru 2022 ini bisa menyebabkan lonjakan angka Covid19, apalagi di beberapa negara termasuk di China, Malaysia dan negara tetangga lainnya sudah ada lonjakan kasus.,”katanya.
Selain itu dia juga menyarankan agar pemerintah fokus menyiapkan rekonstruksi sistem kesehatan nasional sebagai salah satu pilar utama dalam pembangunan nasional bidang kesehatan serta menempatkan kesehatan sebagai penopang utama ketahanan nasional demi mewujudkan Indonesia Sehat yang Berdaulat.
Atiek juga menyoroti angka stunting di Indonesia yang masih tinggi dan masih jauh dari target pervalensi hingga 14 persen pada tahun 2024. “Terakhir saya dapat infotmasi angka stunting masih di angka 27,67 persen, pemerintah masih harus bekerja keras untuk mencapai target tersebut,” pungkasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa di era pandemi, Indonesia sebagai bagian dari komunitas global harus patuh terhadap implementasi International Health Regulation dalam berbagai kebijakan di lapangan. Ketahanan Kesehatan merupakan perihal yang penting dan strategis pada era pandemik ini. Indonesia telah menyusun Rencana aksi nasional ketahanan kesehatan – “National Action Plan for Health Security (NAPHS) Indonesia 2020 – 2024”.
Atiek menekankan kembali bahwa untuk efektifitas dalam implementasi di lapangan, Kementrian Kesehatan perlu mensinergikan rencana ini ke dalam langkah langkah strategik yang lebih implementatif untuk penguatan pembiayaan demi mewujudkan Sistem ketahanan kesehatan nasional yang berfungsi secara optimal dan berdampak pada kepentingan rakyat.