Jakarta – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terus mendorong peningkatan kesejahteraan para guru agar kualitas pendidikan Indonesia terus membaik.
Juru Bicara DPP PPP Usman M. Tokan, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan guru merupakan salah satu ujung tombak pembangunan nasional dari sisi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Berkat kerja para guru inilah lahir para tokoh nasional serta pemimpin bangsa,” kata Usman.
Menurut dia, peran guru sangat sentral untuk mendidik dan mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas sejak dini, mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), SD, SMP, hingga SMA.
“Kondisi para guru di Indonesia masih jauh dari sejahtera, bahkan pendapatan guru honorer jauh di bawah UMR (upah minimum regional) Rp785.000,” jelasnya.
Oleh karena itu, PPP mendorong peningkatan kesejahteraan guru, baik aparatur sipil negara (ASN) maupun honorer.
PPP juga sangat mendukung program yang diusung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD untuk memuliakan para guru melalui gaji layak.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo mengusulkan agar gaji guru mencapai Rp30 juta per bulan supaya para tenaga pendidik itu bisa hidup dengan layak.
“Saya membayangkan kalau guru kita masuk pertama, masih baru, gajinya Rp10 juta. Dugaan saya, orang pintar mau jadi guru. Kalau kemudian, sekian tahun, dia bisa (terima gaji) Rp20 juta; bisa (naik lagi menjadi) Rp30 juta. Tidak usah cerita Rp50 juta, Rp30 juta (gaji guru yang layak),” kata Ganjar seperti dikutip dari tayangan podcast.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek); pada semester ganjil Tahun Ajaran (TA) 2022/2023 terdapat 3,3 juta guru di seluruh Indonesia.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 43,83 persen atau 1,46 juta guru di antaranya mengajar SD; 669,04 ribu guru atau 20,07 persen mengajar SMP; 334,07 ribu guru mengajar SMA; dan 322,54 ribu guru atau 9,67 persen mengajar SMK.
Selain itu, ada pula 261,74 ribu guru mengajar TK; 166,88 ribu guru atau 5,01 persen mengajar di kelompok bermain (KB); dan 46,93 ribu guru atau 1,41 persen mengajar Satuan PAUD Sejenis (SPS).
Dari data serupa, tercatat pula 34,07 ribu guru atau 1,02 persen mengajar pusat kegiatan belajar mengajar (PKBM); 26,85 ribu guru atau 0,81 persen mengajar sekolah luar biasa (SLB); 5,37 ribu guru mengajar taman penitipan anak (TPA); serta 5,26 ribu guru atau 0,16 persen mengajar sanggar kegiatan belajar (SKB).