BANGKA BELITUNG – Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar Sekolah Politik PPP di Sheraton Belitung, Bangka Belitung, Jum`at – Minggu (12-14 November 2021). Sekolah Politik tersebut diikuti seluruh pengurus DPP PPP dan dibuka langsung oleh Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa.
Dalam sambutanya Suharso memaparkan, gagasan ideologi yang diperjuangkan sejak sebelum kemerdekaan sampai saat Indonesia merdeka, Orde Baru bahkan Reformasi tentu ada sebuah garis perjuangan yang saling berhubungan yang mengarah pada suatu gagasan besar tentang kepartaian kita dan Bangsa Indonesia.
Suharso menyatakan sekolah politik PPP tesebut akan merajut titik-titik garis perjuangan PPP sehingga ada formulasi yang dapat diwariskan kepada kader PPP di seluruh Indonesia. Menurutnya, pemahaman ini akan menjadi kekuatan luar biasa sehingga PPP tetap eksis dan memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan bangsa Indonesia.
“PPP pada masa dulu dan hari ini tentu berbeda eksistensinya kalau dilihat dari perspektif historisnya, namun dari realitas yang diperjuangkan saya kira nyambung dan saling berhubungan, cuma mungkin cara-caranya yang berbeda disesuaikan dengan keadaan dan kontek zaman,” paparnya.
Salah seorang peserta Sekolah Politik PPP, Ainul Yaqin mengungkapkan, Sekolah Politik ini penting bagi pengurus dan kader PPP di seluruh Indonesia, salah satu tujuannya adalah terciptanya kader yang mampu memahami arah perjuangan partai, posisioning, dan prilaku konstituen, pada saat ini.
“Pemaknaan dan pembacaan kita dalam berpoltik harus adaptif, dinamis, dan bisa menyelaraskan nilai perjuangan dan ideologi partai, dengan selalu melakukan reformulasi dalam membaca garis kebutuhan umat dan masyarakat, Eranya terus berkembang dinamis, harus siap, ” kata Ainul yang juga Sekjen Angkatan Muda Ka’bah (AMK)
Saat ini, kata Ainul, tidak hanya penting sebagai sebuah pendalaman dan internalisasi kader, untuk memahami diri sebagai sebuah bangunan besar Partai namun ini juga dalam rangka memantapkan diri sebagai bagian dari genealogi PPP itu sendiri.
“Banyak Kader tidak memahami arah perjuangan partai, sebab dirinya tidak memahami silsilah, nasab bahkan sejarah serta warisan spirit perjuangan para pendiri partainya, ibarat anak panah, kader ini melesat dari busurnya tanpa makna perjuangan, spiritualitasnya kosong bahkan tidak tepat sasaran.” tegas Ainul yang juga Ketua DPP PPP ini.
Ainul menegaskan, Kader PPP harus bangga mewarisi perjuangan dan sekaligus pewaris dinasti politik Islam, dalam konteks ideologi politik ke Indonesia-an.
“Kader harus lantang bersuara dan total menunaikan amanah ulama`, menata langkah-langkah perjuangan sebagai bagian media perjuangan agama, niatkan ibadah dan meneruskan spirit para ulama`, sebab tidak terbantahkan bahwa PPP adalah Rumah Ulama` dan Istana Umat,” tandas Ainul.